7 Desember 2011

LABEL Demokrasi


Demokrasi dipandang sbg sistem politik dan cara pengaturan kehidupan terbaik bagi setiap masyarakat yang menyebut diri modern. Pemerintah dimanapun, termasuk rejim-rejim totaliter berusaha meyakinkan masyarakat dunia bahwa mereka menganut sistem politik demokratis, atau sekurang kurang nya tengah berproses ke arah itu.

Dengan memasang label "demokrasi" nama sistem politik yang dibangun suatu rejim akan dinilai bersih. Akibatnya demokrasi hanya menjadi semacam alat legitimasi oleh elite yang hendak berkuasa ataupun mempertahankan kekuasaan yang telah diraihnya.
Istilah demokrasi sendiri adalah paradoks, secara harfiah sistem demokrasi hanya mungkin berlaku dalam skala negara kota yunani kuno, karna itu sejak demokratia diperkenalkan di abad ke 5 SM. Pemahaman & perdebatan mengenai makna & cakupan "pemerintahan (kratia) oleh rakyat(demos)" itu hampir tdk pernah berhenti.

Siapa sesungguhny yg disebut demos? Rakyat seluruhnya, sebagian, atau hanya mereka yang terwakili dalam lembaga-lembaga perwakilan. Kalau seluruhnya apa mungkin? Dan bila sebagian siapa yang berhak menentukan nya? Serta bisakah adil?
Lalu apa artinya kalau rakyat itu dikatakan "memerintah"? Pertanyaan2 kritis spt ini diajukan misalnya oleh Robert A. Dahl dalam Democracy and its critics dan juga Giovani sartori dalam The Theory of Democracy Revisited (1987).

Para pengkritik demokrasi diantaranya berpendapat bhw sekalipun demokrasi mungkin diciptakan/dwujudkan, tetapi barangkali ia tidak di inginkan. Sebagian lain melihat, walupun demokrasi disenangi dan mungkin diciptakan, namun dlm prktek nya dianggap tdk bsa dilaksanakan.
Dalam hubungan nya dg cita2, menurut Dahl demokrasi hanyalah sarana, bukan tjuan. Untuk persamaan (equality) secara politik yg mencakup 3 tjuan utama ; kebebasan manusia (individu dan kolektif), perkembangam diri manusia, dan perlindungan thd nilai kemanusiaan.

Udah sy bilaaaang !!! otoriter is better J
demokrasi? :X

0 komentar:

Posting Komentar